Pengertian dan Cara Menentukan Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Salah satu alat yang perlu diketahui bagi seorang mufassir agar tidak salah atau melenceng dalam mnenafsiri Al-Qur’an ialah memahami konsep Makki dan Madani. Dalam diskursus Ulumul Qur’an, sebagian ulama’ menulis atau mengarang suatu kitab yang di dalamnya khusus membahas ayat-ayat Makki dan Madani. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya Makki dan Madani untuk diketahui.
Imam al-Suyuthi dalam al-Itqan-nya menyatakan bahwa salah satu faidah memahami ayat Makkiyah dan Madaniyah adalah dapat mengetahui ayat yang turun terakhir yang dapat menasakh (menghapus ayat sebelumnya) atau mengetahui ayat yang ditakhsis (dikhususkan) sebagaimana pandangan ulama’ yang berpendapat mengakhirkan ayat yang ditakhsis (menetapkan hukum ayat yang ditakhsis) setelah sebelumnya umum.
Imam al-Naisaburi dalam kitab “al-Tanbih” sebagaimana dikutip oleh al-Suyuthi menyatakan bahwa paling mulia-mulianya ilmu Al-Qur’an adalah ilmu yang membahas tentang seluk-beluk turunnya al-Qur’an seperti urutan ayat yang diturunkan apakah termasuk ayat Makkiyah atau Madaniyah. Apa yang turun di Makkah maka ia termasuk ayat Makkiyah, sementara ayat yang turun di Madinah, dikategorikan ayat Madaniyah dan lain sebagainya.
Pengertian Ayat Makki dan Madani
Dalam mendefinisikan Makkiyah dan Madaniyah ulama’ memberikan gambaran yang berbeda-beda. Sebagaiana Imam Suyuthi (2018: 20) dalam al-Itqan-nya, ia mengutip beberapa definisi dari beberapa ulama’, diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Riwayat dari Utsman al-Razi melalui Yahya bin Salam bahwa ayat yang turun di Makkah dan ayat yang turun ketika Nabi melakukan perjalanan (Hijrah) sebelum sampai ke Madinah, maka ayat tersebut termasuk ayat Makkiyah. Adapun ayat Madaniyah adalah ayat yang turun ketika Rasulullah saw sudah sampai pada kota Madinah. Sehingga, meskipun ayat tersebut turun ketika dalam keadaan hijrah maka tetap dikategorikan Makkiyah.
2. Ayat Makkiyah adalah ayat yang turun di kota Makkah walaupun setelah Rasul saw Hijrah, sementara ayat Madaniyah adalah ayat yang turun di kota Madinah. Menurut Definisi ini ayat yang turun ketika Rasulullah swt melakukan perjalanan maka, bukan termasuk ayat Madaniyah atau ayat Makkiyah karena yang menjadi patokan adalah tempat bukan waktu. Hal ini berdasarkan riwayat dari Imam Thabrani dari Abu Umamah bahwa Rasul saw bersabda, “Ayat al-Qur’an diturunkan ada tiga tempat yakni Makkah, Madinah dan Syam (Baital Muqaddas).”
3. Ayat Makkiyah adalah ayat diturunkan sebagai khitab untuk penduduk Makkah, sementara ayat Madaniyah adalah ayat yang turun dan ditunjukkan untuk penduduk Madinah.
Dari beberapa pengertian di atas, menurut Imam al-Suyuthi definisi yang paling masyhur, Makkiyah adalah ayat yang turun sebelum hijrah. Sementara ayat Madaniyah adalah ayat yang turun setelah Nabi melakukan hijrah, baik ayat tersebut turun di Makkah atau di Madinah, baik pada Amul Fathi (tahun pembukaan kota Makkah) atau pada tahun Haji Wada’ (haji perpisahan) atau ketika Nabi dalam perjalanan.
Cara untuk Mengindentifikasi Ayat Makkiyah dan Madaniyah
Sayyid Maliki al-Hasani dalam kitab “Qawaid al-Asasiyah fi Ilm al-Qur’an” menyebutkan bahwa ulama’ telah memformulasikan beberapa tanda untuk mengetahui ayat Makkiyah dan ayat Madaniyah, berikut pejelasannya:
1. Setiap surah dalam Al-Qur’an yang diawali dengan kalimat “Yaa Ayyuhannas” dan bukan dengan kalimat “Ya Ayyuhal Ladzina Amanu” maka, surah tersebut tergolong Makkiyah.
2. Setiap surah yang di dalamnya terdapat lafadz “Kalla” maka, surat tersebut adalah surah Makkiyah.
3. Setiap surah yang di dalamnya dikisahkan tentang Nabi Adam dan Iblis, juga termasuk surah Makkiyah.
4. Adapun surah yang di dalamnya menceritkan orang-orang munafik maka, surah tersebut adalah surah Madaniyah, kecuali surah al-Ankabut.
5. Surah Al-Qur’an yang di dalamnya menjelaskan tentang hukum dan Faraidh (warisan), termasuk surah Madaniyah.
6. Setiap surah yang menjelaskan tentang umat terdahulu maka, termasuk Makkiyah.
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa surah yang tergolong Makkiyah lebih banyak daripada surah yang tergolong Madaniyah. Dalam hal Sayyid Muhammad al-Maliki menjelaskan bahwa ayat yang tergolong Madaniyah jumlahnya 29 surah yakni surah al-Baqarah, Ali Imran, al-Nisa’, al-Maidah, al-Anfal, al-Taubah, al-Ra’d, al-Haj, al-Nur, al-Ahzab, Muhammad, al-Fath, al-Hujurat, al-Hadid, al-Mujadalah, al-Hasyr, al-Mumtahanah, al-Saff, al-Jum’ah, al-Munafiqun, al-Taghabun, al-Thalaq, al-Tahrim, al-Qiyamah, al-Zalzalah, al-Qadr, al-Nashr dan al-Muawwidzatain. Selain yang telah disebutkan, maka tergolong surah Makkiyah yakni 85 surah dalam Al-Qur’an
Post a Comment for " Pengertian dan Cara Menentukan Ayat Makkiyah dan Madaniyah"