Kapan Disunnahkan Melakukan Sujud Sahwi?

Sujud sahwi – secara Bahasa – ialah memiliki makna “al-Nisyan” (lupa). Sujud Sahwi hukumya sunnah dan tidaklah wajib kecuali dalam satu keadaan yakni sujudya ma’mum karena untuk mengikuti imamnya, jika tidak mengikuti imam, sementara imam melakukan sujud Sahwi maka shalatnya batal.
Sujud Sahwi dilakukan setelah membaca Tasyahhud Akhir dan sebelum salam. Apabila lupa dan diakukan setelah salam, kemudian hendak melakukan sujud Sahwi, maka terdapat tiga syarat:
1. Lupa tidak melakukan sujud Sahwi, kemudian langsung melakukan salam
2. Jarak antara salam dan sujud (ketika hendak melakukan sujud sahwi) tidak lama. Lama tidaknya diukur secara urf (kebiasaan)
3. Tidak terjadi hal-hal yang dapat membatalkan shalat, seperti hadats (besar//kecil), kejatuhan najis atau berpaling dari qiblat disertai dengan waktu yang lama.
Adapun sebab-sebab yang melatarbelakangi disunnahkannya melakukan sujud Sahwi diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Melakukan sesuatu yang dapat membatalkan shalat apabila disengaja dan tidak batal jika dilakukan secara tidak sengaja atau lupa, seperti makan makanan yang sedikit. Dalam bagian ini terdapat beberapa cabang pembahasan:
a. Melakukan sesuatu yang tidak membatalkan shalat meskipun dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja dan dalam hal ini disunnahkan sujud Sahwi. Contohnya seperti membaca surah al-Fatihah setelahnya membaca surah pendek.
b. Seorang musafir yang melakukan shalat sunnah, lalu ia tidak sengaja atau lupa membelokkan kendaraannya pada selain kiblat kemudian segera membelokkannya kembali pada arah kiblat, maka dalam hal ini tidak disunnahkan melakukan sujud Sahwi. Jika dilakukan dengan sengaja maka batal shalatnya, hal ini pendapat Ibnu Hajar. Sedangkan menurut sebagian ulama’ yang lain, tidak masalah karena adanya Masyaqqah atau kesulitan dalam perjalanan.
2. Meninggalkan sebagian Ab’ad shalat. Dalam hal ini diringkas menjadi tiga permasalahan, sebagaimana berikut:
a. Meninggalkan Tasyahhud Awwal dan bershalawat kepada Nabi Muhammad saw ketika duduk pada Tasyahhud Awwal.
b. Meninggalkan qunut, berdiri untuk qunut dan meninggalkan bershalawat kepada Nabi serta keluarganya.
c. Meninggalkan shalawat kepada keluarga Nabi pada Tasyahhud Akhir.
Ketika seorang yang shalat meninggalkan sebagaimana disebutkan di atas, maka disunnahkan baginya untuk sujud Sahwi.
3. Memindah rukun yang sifatnya Qawli yang bukan pada tempatnya, contohnya ialah sebagai berikut:
a. Ketika memindah bacaan al-Fatihah atau Tasyahhud Akhir atau membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw pada yang bukan tempatnya, maka disunnahkan sujud Sahwi;
b. Sementara, jika memindah takbiratul ihram dan rukun salam, maka shalatnya batal.
c. Sebagaimana rukun, memindah bacaan surah pada yang bukan tempatnya, semisal membaca surah al-ikhlas pada saat rukuk atau membaca qunut pada yang bukan tempatnya maka sunnah melakukan sujud Sahwi.
d. Apabila memindah suatu dzikir (yang selain qunut atau surah) pada yang bukan tempatnya, maka menurut Imam Romli, tidak disunnahkan untuk sujud. Sedangkan menurut Ibnu Hajar ketika seseorang memindah dzikir seperti “Subhana Rabbiyal Adhimi Wabihamdihi” disertai niat bahwa dzikir ini untuk rukuk maka, dianjurkan untuk sujud Sahwi.
4. Terjadi pada rukun fi’li atau yang berupa gerakan. Contohnya adalah ketika seseorang yang shalat Syak (ragu-ragu) apakah ia sudah rukuk atau belum? Maka, wajib baginya melakukan rukuk, hal ini sebagai lagkah hati-hati untuk mengatasi Syak (ragu-ragu). Demikian pula ketika sujud atau ragu-ragu dalam hal jumlah raka’at. Setelah itu, sunnah hukumnya melakukan sujud Sahwi di akhir shalat.
Seorang yang shalat harus mengetahui kapan disunnahkan dan diwajibkannya untuk melakukan sujud Sahwi. Sebagaimana disebutkan di atas, seorang yang shalat apabila ia mengalami masalah-masalah seperti ragu apakah sujud atau belum atau permasalahan lain sebagaimana disebutkan maka sunnah hukumnya melakukan sujud Sahwi.
Sumber; Sayyid Muhammad bin Salim al-Kaf, Taqrirat al-Sadidah, Vol. 1 (Surabaya: Dar al-Ulum al-Islamiah, 2006), 269.
Post a Comment for "Kapan Disunnahkan Melakukan Sujud Sahwi?"