Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keutamaan-Keutamaan bagi Para Ahli Al-Qur’an

Keutamaan-Keutamaan bagi Para Ahli Al-Qur’an
Ilustrasi: darunnajah.com

Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai penutup para Nabi. Sehingga, Al-Qur’an merupakan sumber utama dalam Islam misalnya dalam menggali hukum atau untuk mengatur kehidupan sehari-hari. 

Baca Juga: Hukum Bermakmum pada Imam yang Shalatnya dalam Keadaan Duduk

Baca Juga: Konsep Takwa Menurut Al-Qur'an

Dalam Islam seorang ahli Al-Qur’an, maksud ahli di sini bukan berarti hanya mereka yang hafal akan tetapi mereka yang juga senang membaca Al-Qur’an, hari-harinya dihiasi dengan membacanya maka, akan mendapatkan label yang nilainya lebih tinggi dibanding mereka yang tidak pernah membaca Al-Qur’an sama sekali. Adapun keutamaan-keutamaan bagi Ahli Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Paling Baik-Baiknya Manusia

Rasulullah saw bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan yang mengajarkannya” (H.R Bukhari dari Utsman r.a.)

Maksud dari paling baik-baiknya orang di sini adalah paling utama-utamanya yakni orang yang bersungguh-sungguh mendorong dirinya sendiri untuk menghafal Al-Qur’an, memahami makna serta ayat-ayatnya kemudian, mengajarkannya pada orang lain serta mengajak manusia untuk mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Al-Qur’an.

Syaikh Imam al-Syarqawi menjelaskan, sudah tidak ada keraguan bahwa dikumpulkannya perintah belajar dan mengajarkan Al-Qur’an pada hadis tersebut agar menjadi kesempurnaan bagi diri sendiri dan orang lain. Juga dapat disebutkan dengan  memperoleh kemanfaatan yang sedikit dan kemanfaatan yang berlipat ganda. Kemanfaatan yang berlipat ganda tersebut dapat kita peroleh dengan cara mengajarkan Al-Qur’an pada orang lain setelah kita memahaminya.

2. Ditemani Para Malaikat

الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَؤُهُ وَهُوَ يتتعتع فيه وهو عَلَيْهِ شاق لَهُ أَجْرَانِ

Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia pandai membacanya maka, ia bersama para malaikat pencatat yang mulia lagi benar, dan orang yang membaca Al-Qur’an sedangkan ia mengalami kegagapan dan kesulitan dalam membacanya maka, baginya dua pahala” (H.R Bukhari dan Muslim)

Adapun yang dimaksud dengan “Mahir” di sini adalah pandai dan sempurna hafalannya serta lancar dan tidak kesulitan ketika mambaca Al-Qur’an karena kualitas hafalan dan kecerdasannya tersebut. Sementara yang dimaksud dengan “Yatata’tau” pada hadis di atas yaitu membaca Al-Qur’an diulang-ulang karena tidak lancar dan lemah hafalannya. Maka, baginya dua pahala; pahala membaca dan pahala karena kesulitan membaca Al-Qur’an.

Baca Juga: Kabar Gembira dari Rasulullah bagi Penggiat Ilmu Nahwu

Baca Juga: Uraian Lengkap tentang Posisi Shaf Imam dan Makmum Ketika Shalat Berjama'ah 

3. Bagaikan Buah yang Harum dan Enak Rasanya

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ

Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti buah Utrujah, baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak suka membaca Al-Qur’an seperti buah kurma, tidak berbau namun rasanya manis. Perumpamaan seorang munafik yang membaca Al-Qur’an seperti buah Raihanah, baunya harum tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan seorang munafik yang tidak suka membaca Al-Qur’an seperti buah Hanzhalah, tidak berbau dan rasanya pahit.” (H.R Bukhari)

Adapun yang dimaksud fasik di sini juga mencakup orang yang membaca Al-Qur’an tetapi ia tidak mengamalkan kandungannya, memberikan nasihat dengan Al-Qur’an pada orang lain tetapi dirinya sendiri melupakan atas nasihat-nasihatnya pada orang lain. Sehingga, ia diibaratkan parfum yang wanginya semerbak yang dapat mensucikan orang-rang yang mendengar. Tetapi ia dalam keadaan lupa untuk ta’at kepada Allah, dalamnya sepi dari kebaikan dan rasanya kecut serta ia tidak dapat memperoleh pahala Al-Qur’an.

4. Diangkat Derajatnya oleh Allah

إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواما ويضع به آخرين

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu qaum dengan kitab ini (Al-Qur’an) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini” (H.R Muslim dari Umar bin Khattab r.a)

Maksud dari hadis ini yaitu mengimani Al-Qur’an, mengagungkan serta mengamalkan perintah yang ada di dalamnya dengan ikhlas. Dengan begitu, derajatnya suatu qaum akan diangkat dan dimuliakan baik di dunia maupun akhirat. Sebaliknya, mereka yang tidak mengimani Al-Qur’an maka, akan direndahkan derajatnya, mereka adalah orang-orang yang menentang, tidak ta’at serta tidak mengamalkan perintah Al-Qur’an. Mereka akan direndahkan serendah-rendahnya.

5. Mendapatkan Syafa’at dari Al-Qur’an

اقرءوا القرآن فإنه يأتى يوم القيامة شفيعا لأصحابه

Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafa’at bagi para pembacanya di hari kiamat” (H.R Muslim dari Abi Umamah)

Syafa’at tersebut seakan-akan digambarkan dengan suatu bentuk yang bisa dilihat oleh manusia sebagaimana Allah swt jadikan amal-amal perbuatan hamba-Nya menjadi suatu bentuk hingga kemudian ditimbang dalam timbangan. Seorang mukmin harus meyakini dengan hal tersebut, walaupun toh dikatakan tidak masuk akal.

Uraian di atas juga dapat dijadikan sebagai motivasi bagi kita agar tidak lupa untuk istiqamah membaca Al-Qur’an. Sehingga, ia (Al-Qur’an) dapat menyelamatkan kita baik di dunia maupun akhirat. Dengan Al-Qur’anlah derajat kita diangkat dan dimuliakan oleh Allah serta sebagai syafa’at kelak di akhirat. Semoga kita dapat istiqamah serta mengamalkan kandungan-kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.

 

 

Post a Comment for "Keutamaan-Keutamaan bagi Para Ahli Al-Qur’an"