Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Anjuran Membaca Al-Qur’an dengan Tartil

 

Anjuran Membaca Al-Qur’an dengan Tartil

Allah swt adalah dzat Yang Maha Indah, maka Allah juga menyukai keindahan. Keindahan-keindahan ini tampak jelas dalam ajaran-ajaran Islam seperti anjuran menggunakan pakaian terbaik ketika memasuki Idhul Fithri atau ketika hendak berangkat menuju masjid untuk melaksanakan shalat Jum’at. Anjuran keindahan ini tidak hanya pada hal-hal yang berimplikasi pada pakaian saja, tetapi juga amal ibadah yang kita lakukan, sebut saja membaca Al-Qur’an. Islam juga menganjurkan kepada pemeluknya untuk memperindah bacaannya ketika berinteraksi dengan Al-Qur’an yang dinilai lebih utama daripada membaca banyak ayat Al-Qur’an tanpa tartil (mengindahkan bacaan).

Hal ini dapat kita ketahui melalui firman Allah swt dalam surah al-Muzammil ayat 4 yang bunyinya sebagaimana berikut:

وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4)

“Dan bacalah (Al-Qur’an) itu dengan perlahan-lahan” (Q.S al-Muzammil [73]: 4)

Dalam tafsir al-Maraghi dijelaskan maksud dari “Tartil” pada ayat di atas adalah membaca Al-Qur’an secara perlahan-lahan. Karena dengan membacanya secara perlahan-lahan, lebih memudahkan untuk dipahami dan mentadabburi makna-makna yang terkandung di dalamnya. Demikian yang dipraktekkan oleh Rasulullah saw, seperti yang diceritakan oleh Siti Aisyah r.a bahwa Rasul saw membaca suatu surah dalam Al-Qur’an dengan cara tartil (perlahan-lahan) sehingga, surah yang dibaca tersebut terasa lebih lebih panjang.

 

Mengenai anjuran tartil dalam membaca Al-Qur’an, terdapat beberapa riwayat sebagai penguat untuk riwayat sebelumnya diantaranya ialah riwayat dari Ummi Salamah r.a disebutkan:

 

أَنَّهَا نَعَتَتْ قِرَاءَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قِرَاءَةً مُفَسَّرَةً حَرْفًا حرفا

“Ia (Ummi Salamah) menggambarkan bacaan (Al-Qur’an) Rasulullah saw dengan bacaan yang jelas huruf demi huruf” (H.R Abu Dawud, Nasa’i dan Turmudzi)

Kemudian diriwayatkan dari Imam Bukhari, dari Abdullah bin Mughaffal, ia bercerita:

رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ عَلَى نَاقَتِهِ وَهْوَ يَقْرَأُ سُورَةَ الْفَتْحِ يُرَجِّعُ

“Aku melihat Rasulullah saw pada hari pembukaan kota Makkan berada di atas untanya yang berjalan, pada waktu itu, beliau membaca Surah Al-Fath dengan cara mengulang-ngulang” (H.R Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian dapat kita pahami maksud dari membaca Al-Qur’an dengan tartil di sini adalah membaca Al-Qur’an dengan pelan yakni dengan memberikan sifa-sifatnya huruf, memperhatikan tajwid termasuk panjang-pendeknya bacaan dan makhorijul huruf, tujuannya adalah agar kita dapat lebih meresapi dan mudah untuk memahami apa yang dimaksud dari apa yang kita baca melalui usaha tartil tersebut.

Post a Comment for "Anjuran Membaca Al-Qur’an dengan Tartil"