Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Duka

 

Duka
sumber gambar: idntimes.com

Aku memang benar-benar cinta padamu, tanpa sebab apapun. Aku hanya merasakan nyaman ketika berada di sampingmu. Bahkan tatkala kamu jauh dari pandangan, atau sibuk dengan bisnismu aku khawatir akan terjadi apa-apa denganmu dan selalu memikirkan tentangmu. Aku tidak mau kehilanganmu.

Suatu hal yang harus kamu ketahui bahwa hidupku terasa hampa tanpamu, entah apakah engkau merasakan sebagaimana yang ku rasakan atau tidak sama sekali. Tapi aku percaya, dengan sikapmu yang tidak mau jauh dariku juga, selalu menghubungiku, mengajak ngobrol melalui medsos walaupun kamu sedang sibuk atau tatkala kamu mengjakku bertemu di kafe, bahwa kamu juga mencintai dan menyayangiku sebagiamana yang kurasakan.

Aku selalu melakukan apa yang kamu minta, mungkin bagiku, itu adalah bukti cintaku padamu bahwa aku juga sangat menyayangimu. Aku rela meluangkan sedikit waktuku, di saat aku sedang sibuk dengan kuliahku hanya untukmu jua, karena menemanimu itu adalah bagian dari masa depanku.

Maaf…aku hanya bisa melakukan semampuku saja, karena aku bukan anak orang yang kaya. Tapi karena sikapmu kepadaku, aku percaya kamu orangnya baik dan tidak memandang pasanganmu kaya atau miskin. Maka dari itu, terkadang aku juga jarang menghubungimu. Bukan berarti aku tak sayang lagi padamu, justru aku berjuang untuk masa depan kita agar lebih baik dan sempurna bersamamu kelak. Itulah impian besarku.

Lalu, kenapa sikapmu berubah tatkala hatiku sudah dipenuhi dengan nama dan bayang-bayangmu. Kau tidak pernah memberikan alasan yang jelas kenapa sikapmu judes bahkan seakan-akan tidak ingin lagi bersamaku seperti sediakala. Betapa hancurnya aku di saat kamu begitu. Kau yang selalu memberitahuku di saat kamu sedang sibuk, kau yang selalu menjadi penyemangat hidupku di saat aku down, kau yang selalu menerangi ruang-ruang hatiku yang hampa ini dan kau yang pernah berjanji akan hidup bersamaku, kini semuanya seakan-akan hanyalah bualan belaka.

Hati ini yang rapuh tidak pernah membencimu, lantas mengapa kau tak pernah mengatakan secara baik-baik dan membenahi hubungan kita lagi. Bukankah kamu pernah bilang, kau tak mau pergi jauh dariku? Aku mencintaimu dengan setulus hati, jika memang itu yang kau pilih maka sebenarnya hubungan kita dari awal adalah hubungan yang sejatinya menunda perpisahan. Andaikan aku tahu akan seperti ini akhirnya aku tak akan pernah jatuh cinta padamu. Karena sakit hati itu tidak enak dirasa. Rasa sakit emosional, serangannya lebih menyakitkan dan cuup lama.

Kini, aku hanya bisa tabah dan menerimanya….

Jika kamu ingin kembali lagi, butuh aku walau hanya sebagai teman gabut, hubungi aku saja tidak apa-ap karena aku senang bersamamu. Luka-luka yang kau gores dalam hati ini biarkan saja aku yang menanggung dan yang menyembuhkannya sendiri, ya, hanya dengan diriku sendiri tanpamu lagi.

 

Surabaya, 10 Januari 2021

Post a Comment for "Duka "