Jangan sampai Mengabaikan Al-Qur’an (Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 30)
Dunia adalah perhiasan, barangsiapa yang terpukau dengannya maka ia akan mudah mengabaikan hal-hal yang berhubungan dengan akhiratnya. Mengenai bahayanya mencintai dunia secara berlebihan telah disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Seseorang yang sibuk dengan dunia, mereka kerap kali akan menghiraukan kewajibannya sebagai seorang mukmin, salah satunya adalah untuk membaca Al-Qur’an dan untuk mengamalkannya.
Pengabaian terhadap kitab yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw ini telah terjadi pada masa Rasulullah saw ketika berdakwah di Makkah dimana orang-orang Quraisy pada waktu itu mengabaikan Al-Qur’an yang dibawa oleh Rasul saw. Peristiwa pengabaian ini, juga dapat kita temukan dalam kitab suci Al-Qur’an dimana hal ini dapat dijadikan suatu bentuk pelajaran bagi umat muslim agar tidak melakukan sebagaimana orang-orang yang menentang dari umat terdahulu. Adapun bunyinya adalah sebagai berikut:
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا (30)
“Dan Rasul (Muhammad) berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini diabaikan” (Q.S al-Furqan [25]: 30)
Dalam “al-Munir” karya Wahbah Zuhaili disebutkan, pada waktu itu, Rasulullah saw mengadu kepada Allah tentang kejelekan perbuatan kaum musyrik dan ungkapannya yang meremehkan. Rasul berkata, “Wahai Tuhanku, kaumku (Quraisy) ini mengabaikan Al-Qur’an, mereka tidak mengimaninya dan juga tidak mendengarkan serta mengamalkan apa yang ada di dalamnya”. Tidak hanya itu, mereka juga mengadu domba satu sama lain agar tidak mendengarkan bacaan dan tidak mengimani Al-Qur’an sebagaimana dalam ayat:
وَقالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لا تَسْمَعُوا لِهذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ ، لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
“Dan orang-orang kafir berkata, ‘Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya agar kamu dapat mengalahkan (mereka)’” (Q.S Fussilat [41]: 26)
Jadi, tatkala dibacakan kepada mereka ayat-ayat Al-Qur’an mereka mengabaikan dengan berbuat gaduh dan berbicara satu sama lain, sehingga tidak mendengarkan ayat-ayat yang dibaca. Wahbah Zuhaili menyebutkan, mereka juga tidak mengimani, tidak membenarkan dan juga tidak bertadabbur dan berusaha memahami Al-Qur’an, tidak melaksanakan perintah dan menjauhi larangan yang ada di dalamnya.
Apa yang dilakukan oleh umat terdahulu dari ketidak senangan dan pengabaian mereka terhadap Al-Qur’an maka, jangan sampai hal ini terjadi kepada kita sebagai orang mukmin sebab sebagaimana yang kita ketahui umat Islam di era modern ini telah dihadapkan dengan tantangan yang sangat berat, yang dapat melalaikan dan menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan. Salah satu faktor utama yang dapat melalaikan dan mengabaikan adalah media sosial yang mayoritas disukai oleh banyak lapisan di masyarakat dan terutama oleh para remaja atau bahkan anak kecil pun sudah dapat kecanduan terhadap media sosial.
Kegiatan membuka media sosial adalah suatu hal yang dapat memuaskan hasrat mereka sehingga, ketika mereka terlalu berlebihan, mereka akan melalaikan tugas mereka sebagai hamba Allah, salah satu contohnya, bacaan Al-Qur’an mereka mulai menurun karena waktunya lebih dominan digunakan untuk memainkan medsos.
Ituah kenapa saya sebut sebagai tantangan yang amat besar. Oleh sebab itu, sebagai orang tua, mereka harus mendidik anaknya sebaik mungkin dengan berusaha agar masa depan mereka lebih cerah disertai dengan ketakwaan dan kemuliaan di sisi Allah, tidak hanya dididik dari segi intelektualitas namun juga spiritualitasnya. Bayangkan betapa sedihnya Rasulullah saw tatkala umatnya mengabaikan ajaran-ajaran yang sudah dibawanya.
Imam Ibnu Taimiah, sebagaimana dijelaskan dalam kitab “al-Tibyan fi Ulum al-Qur’an” karya Ali al-Sabuni memberikan pernyataan tentang orang yang mengabaikan Al-Qur’an sebagai berikut:
من لم يقراء القراءن فقد هجره ومن قراء القراءن ولم يتدبر معانيه فقد هجره ومن قراءه وتدبره ولم يعمل بما فيه فقد هجره
“Barangsiapa yang tidak membaca Al-Qur’an maka, ia mengabaikannya. Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan tidak beranagan-angan tentang maknanya maka, ia termasuk mengabaikannya dan barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan berangan-angan tentang maknanya namun tidak mengamalkan maka, ia termasuk mengabaikannya”
Jika dipahami secara profesional maka maksud dari membaca Al-Qur’an dan tidak mentadabburinya termasuk mengabaikan adalah bagi mereka yang telah mengetahui dan memahami kosa-kata bahasa Arab sementara orang-orang yang masih awam, dapat dicukupkan bagi mereka untuk membaca Al-Qur’an walaupun tidak mengetahui maknanya. Wallahu A’lam
Post a Comment for "Jangan sampai Mengabaikan Al-Qur’an (Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 30)"