Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Imam Abu Hanifah dan Laki-Laki yang Lupa Letak Hartanya Dipendam; Kisah dan Hikmah

Imam Abu Hanifah dan Laki-Laki yang Lupa Letak Hartanya Dipendam

Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang sering lupa dan salah. Hal ini, senada dengan perkataan al-Insan Mahallul Khata’ Wannisyan (Manusia itu tempatnya salah dan lupa). Dalam hal ini, penulis akan menyajikan kisah tentang seorang ulama’ dan laki-laki yang lupa di mana letak hartanya dipendam.

Dalam kitab al-Adzkiya’ karya Imam Ibnu Jauzi r.a, dikisahkan bahwa seorang laki-laki datang kepada Imam Abu Hanifah untuk bertanya dan meminta solusi tentang letak hartanya yang dipendam karena ia tidak mengingatnya.

وبلغنا أن رجلا جاء الى أبي حنيفة فشكا له أنه دفن مالا في موضع ولا يذكر الموضع

 “Telah sampai pada kami kisah tentang seorang laki-laki yang datang kepada Abu Hanifah r.a lalu, laki-laki tadi mengeluh kepada Abu Hanifah atas apa yang telah terjadi padanya. Laki-laki tersebut mengeluh karena ia pernah mengubur hartanya pada suatu tempat namun, lupa dimana letaknya.”

Baca Juga: kisah-tentang-bertemu-rasulullah-dan.html

Lalu Abu Hanifah menjawab, “Permasalah ini bukanlah termasuk Fiqh (hukum) sehingga aku bisa memberikan solusi kepadamu. Jika sudah masuk pada waktu malam, kerjakakanlah shalat hingga masuk waktu pagi maka, sungguh kau akan mengingatnya kembali, insya Alah”

Tidak lama kemudian, laki-laki tadi langsung pergi meninggalkan kediaman Imam Abu Hanifah dan melaksanakan apa yang diperintah oleh beliau. Setelah laki-laki tadi melaksanakannya tidak lebih dari ¼ malam maka, ia pun mengingat kembali letak tempat di mana hartanya dipendam.

Kemudian, ia pergi menuju Imam Abu Hanifah untuk memberikan kabar mengenai ingataannya tentang letak hartanya yang dipendam telah kembali. Lalu, Imam Abu Hanifah berkata kepadanya yang disertai candaaan, beliau pun berkata sebagaimana berikut:

قد علمت أن الشيطان لا يدعك تصلي حتى تذكر, فهلا أتممت ليلتك شكرا لله عز وجلّ.

“Aku sudah tau itu, sesungguhnya setan tidak akan membiarkanmu khusyu’ dalam melaksanakan shalat sehingga, hal tersebut membuatmu teringat-ingat. Kalau seperti itu, teruslah laksanakan ibdah malammu karena Allah swt”

Baca Juga:  hukum-fikih-bagaimana-menjawab-salam.html

Dalam kisah tersebut dapat ditarik sebuah hikmah yang sangat agung yakni tidak melupakan dzat yang Maha Pencipta, meminta pertolongan dengan memohon do’a serta mengembalikan semua persoalan kepada Allah swt ketika ada masalah yang menimpa pada kita sebab Allah swt adalah dzat yang menciptakan ingatan dan lupa serta segala yang ada di alam semesta. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-Baqarah [2]: 186.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

“Apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaku” (Q.S. al-Baqarah: 186)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menukil riwayat dari Imam Ibnu Hatim bahwa ayat tersebut turun ketika ada seorang Badui yang bertanya kepada Rasulullah dengan pertanyaan, “Wahai Rasulullah saw, apakah Tuhan Kami dekat sehingga, kami bermunajat/memohon kepada-Nya atau jauh sehingga kami menyeru-Nya.” Rasulullah pun dian lalu, turunlah ayat tersebut.

Wallahu A’lam

 

*Kisah dinukil dari kitab al-Adzkiya’ karya Imam Ibnu Jauzi, hlm. 29 (Maktabah Syamilah)

 

 

 

 

 

 

 

Post a Comment for "Imam Abu Hanifah dan Laki-Laki yang Lupa Letak Hartanya Dipendam; Kisah dan Hikmah"